Pendidikan Memprihatinkan, Bupati Bengkulu Temukan Siswa SD Tak Bisa Membaca

Pendidikan Memprihatinkan, Bupati Bengkulu Temukan Siswa SD Tak Bisa Membaca

Rabu, 16 April 2025, April 16, 2025

 



Bengkulu. Berita24.info-

Rachmat Riyanto, Bupati Bengkulu Tengah, menyatakan miris atas temuannya bahwa ada beberapa siswa kelas 5 belum bisa membaca dalam inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah sekolah dasar (SD) di daerahnya beberapa waktu lalu.



 "Saya menemukan ada beberapa siswa kelas 5 SD belum bisa membaca. Kondisi ini sangat miris. Padahal, belum seluruh SD saya datangi, kalau saya cek semua, bisa saja jumlahnya bertambah," cerita Rachmat Riyanto, Rabu (16/4/2025). 



Ia menugasi para kepala sekolah untuk melakukan cek terhadap seluruh siswa di Kabupaten Bengkulu Tengah terkait kemampuan baca tulis.



 Lebih tegas, ia menekankan akan memberi sanksi kepada para kepala sekolah bila ada siswa SD tamat yang masuk SMP, tetapi masih ada yang tidak bisa membaca.



"Saya ingatkan kepala sekolah dan guru untuk bertanggung jawab pada siswa-siswa agar mampu membaca dan menulis. Ini tugas dasar," katanya.



Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kabupaten Bengkulu Tengah, Tomi Marisi, membenarkan bahwa masih ada siswa SD di daerah itu yang belum bisa membaca, padahal sudah duduk di kelas 5. 



"Kami menemukan ada siswa yang belum bisa membaca dan menulis, padahal sudah duduk di kelas 5. Atas temuan ini, saya menekankan kepada kepala sekolah dan guru untuk bertanggung jawab," ucapnya.



Lebih lanjut, Tomi mengatakan ia mengingatkan para kepala sekolah akan sanksi tegas apabila ada siswa SD yang lulus melanjutkan ke SMP, tetapi ditemukan tidak bisa membaca.



"Ke depan, setiap penerimaan siswa baru SMP, calon siswa SMP akan dites baca tulis. Apabila ditemukan ada yang tidak bisa baca, kepala sekolah SD asal akan kami berikan sanksi tegas," ujarnya.



Tomi Marisi mengungkapkan ada banyak penyebab masih ada siswa SD kelas 5 yang tidak bisa membaca.



Penyebab paling utama ialah kurangnya bimbingan orangtua.



"Banyak orangtua siswa kami itu bekerja di kebun dan jarang pulang ke rumah. Orangtua bermalam di kebun dan pulang setiap Sabtu, jadi bimbingan terhadap anak untuk belajar nyaris tidak ada," kata Tomi.



Selanjutnya, Tomi menungkapkan ada guru di Kabupaten Bengkulu Tengah yang berdomisili di Kota Bengkulu sehingga saat tiba di sekolah sudah siang dan murid-murid jadi terbengkalai. 



Guru mengajar kurang fokus.



"Kebijakan bupati mewajibkan semua ASN di Bengkulu Tengah agar berdomisili di Bengkulu Tengah sebagai solusi untuk menghadapi persoalan ini. 



Selain itu, kami juga terus mengontrol kinerja guru," katanya. Ia juga menekankan bahwa guru, kepala sekolah, dan orangtua merupakan bagian yang harus saling berkomunikasi guna menjadikan siswa mampu belajar secara optimal serta menyerap pelajaran sekolah. 



"Orangtua juga tak bisa lepas tangan, jangan semuanya diserahkan pada guru. Proses mendidik merupakan kolaborasi bersama," tutur Tomi.


TerPopuler