Pos62.Online, Gaza- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan rata-rata 160 orang anak tewas setiap harinya di Gaza. Hal itu terjadi imbas dari serangan Israel yang telah berlangsung sebulan lebih.
"Rata-rata sekitar 160 anak terbunuh setiap hari berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Palestina)," kata pejabat WHO Christian Lindmeier dalam sebuah konferensi pers di Jenewa, dikutip detikHealth dari Anadolu Ajansi, Rabu (8/11).
Lindmeier mengatakan ribuan orang-orang di Gaza sekarat. Mereka yang masih hidup kemudian menderita penyakit, trauma, kekurangan makanan minuman dan lain sebagainya.
Orang-orang di Gaza sekarat dalam jumlah ribuan, dan mereka yang masih hidup menderita trauma, penyakit, kekurangan makanan dan air," katanya.
"Mereka membutuhkan air, bahan bakar, makanan, dan akses yang aman ke layanan kesehata
Lindmier menyebut bahwa logistik, konvoi, dan persediaan sudah siap. Akan tetapu, yang belum ada adalah akses untuk menuju ke Gaza.
"Yang belum ada adalah akses dan itulah yang dibutuhkan. Kami membutuhkan akses yang aman dan tanpa hambatan untuk menuju pasien dan rumah sakit. Menyeberang ke Gaza adalah satu hal, namun untuk mencapai rumah sakit dan tempat persediaan adalah langkah berikutnya," terangnya.
Mengenai rumah sakit di bagian utara, pejabat WHO tersebut mengatakan bahwa WHO hanya mampu membawa pasokan ke rumah sakit 'sekali' saja.
"Persediaan telah benar-benar terlepas dari tangan kami dan segera dibawa ke ruang operasi karena semua yang dibawa, termasuk anestesi, diperlukan pada saat itu juga," kata Lindmeier.
Ketika ditanyai tentang klaim Israel bahwa rumah sakit di Gaza menjadi sasaran karena terowongan Hamas berlokasi di bawahnya, ia mengatakan bahwa WHO tidak dapat memverifikasi hal tersebut.
"Sebagai WHO, kami tidak dapat memverifikasi apa yang ada di bawah rumah sakit. Yang bisa kami verifikasi adalah apa yang ada di rumah sakit dan di atas tanah dan ini adalah fasilitas medis yang sangat dibutuhkan," jelasnya.
Jalur Gaza telah berada di bawah serangan udara yang berat sejak Hamas melancarkan serangan mendadak terhadap Israel pada 7 Oktober lalu.
Sejak saat itu, sedikitnya 10.328 warga Palestina, termasuk 4.237 anak-anak dan 2.719 wanita meninggal dunia. Sedangkan jumlah korban tewas di pihak Israel hampir mencapai 1.600 orang, menurut data resmi.
Kepala PBB Antonio Guterres mengatakan bahwa "Gaza menjadi kuburan bagi anak-anak," karena ratusan anak perempuan dan laki-laki terbunuh atau terluka setiap harinya.
Menurut badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA), 70 persen populasi Gaza telah mengungsi satu bulan setelahnya.
"Hal ini menimbulkan ketakutan yang terus-menerus dan kondisi kehidupan yang tidak manusiawi bagi hampir 1,5 juta orang. Tempat penampungan UNRWA saat ini sudah mencapai 4 kali lipat dari kapasitas penuhnya. Warga sipil menjadi sasaran pemindahan paksa dan hukuman kolektif," katanya dalam sebuah pernyataan.
Sumber:Detik.Com